Apakah upah ratusan ribu sebanding dengan pengabdian puluhan guru honorer dalam mencerdaskan bangsa?
Ya, di zaman ini, masih banyak guru honorer yang upahnya masih jauh dari cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Salah satunya Pak Yani (55), guru honorer asal Desa Cikitu, Kabupaten Bandung yang sudah mengabdi 33 tahun lamanya.
Dulu upahnya hanya Rp45.000/bulan dan kini upahnya Rp450.000/bulan. Upah itu untuk tanggungan istri dan dua anaknya yang masih sering kesulitan. Saking tak punya uangnya, Pak Yani bahkan harus berjalan kaki sejauh 5 km demi ke sekolah untuk mengajar. Tentu itu tidak mudah mengingat tubuh Pak Yani juga sudah tidak prima lantaran usianya.
“Capeknya hilang kalau sudah lihat anak-anak semangat belajar..” cerita Pak Yani saat ditanya alasannya setia mengabdi dengan segala perjuangan dan keterbatasannya sebagai guru honorer. Ternyata keterbatasan itu tidak dianggap sebagai penghalang, melainkan semangat agar bisa terus memberikan ilmu yang bermanfaat untuk anak-anak didiknya.
Pak Yani tentu tidak berjuang sendiri demi pendidikan masa depan. Masih banyak guru honorer lainnya yang mengabdi puluhan tahun dan kehidupannya belum sejahtera. Yuk bantu sejahterakan Pak Yani dan ratusan guru honorer lainnya!
