“Keluarga di Cirebon, saya ke Bandung jual rotan buat keluarga di sana,” ungkap Mbah Sarnadi, atau akrab disapa Mbah Aung.
Mbah Aung tinggal di sebuah kontrakan yang hanya satu petak saja ukurannya. Sehari-hari, ia rela berjualan sampai malam hari untuk menyambung hidup dan mengirim uang untuk keluarga. Tak ringan, pikulan bebannya bisa berkisar antara 15-30 kg. Gimana kalau jualannya gak laku?
Jika laku, Mbah Aung bisa mendapat sampai 200 ribu sekali jualan. Tapi, rasanya itu langka sekali terjadi. Mbah lebih sering pulang dengan tangan kosong atau dengan uang hanya 20 ribu saja. Tapi hebatnya, ia pantang mengemis.
“Saya mau berjuang punya modal usaha, biar istri saya bisa jualan di kampung,” ucap mbah soal harapannya.
Kita wujudkan sama-sama yuk! Semoga Mbah Aung sehat selalu dan selalu jadi panutan untuk para pejuang keluarga.