Porter layaknya pekerjaan yang tak pernah dapat banyak perhatian, tak punya jam kerja, dan tak ada penghasilan pasti. Namun, mereka selalu ada saat para penumpang kereta api membutuhkan.
Ada kisah salah seorang porter dari stasiun ... Namanya Pak Narto. Ia mempunyai dua orang anak yang selalu menunggunya di rumah. Istrinya sudah meninggal dunia. Sementara si bungsu sudah tiga belas tahun sakit.
Setiap hari ia harus berbagi peran menjadi seorang ibu mengurusi dua anaknya, sekaligus menjadi seorang ayah yang berjuang mencari nafkah.
Kalau lagi sepi, suka kepikiran anak-anak di rumah. Nanti mereka makan gimana? Ujar Pak Narto. Sudah lama ini anaknya juga tidak berobat karena penghasilan sehari-harinya hanya cukup untuk biaya makan.
Sahabat, Pak Narto hanya satu dari banyak cerita porter yang lagi berjuang untuk keluarganya di rumah. Meski tak banyak mendapat apresiasi, tapi mereka tak pernah lelah membantu para penumpang.
Di bulan mulia ini, yuk kita kirimkan bingkisan untuk para porter hebat ini!