Hidup Siti jauh dari kata mujur. Ia terlahir dengan kondisi fisik yang tidak sempurna. Tangannya tidak ada, sehingga ia hanya mengandalkan kakinya untuk beraktivitas. Siti pun seorang yatim dan hidup sebatang kara.
Saat masih kecil, Siti dirawat oleh Nenek dari ayahnya. Orang tuanya sudah lama berpisah, tetapi ibunya memilih pergi meninggalkan Siti karena sulit menerima kondisinya yang tidak sempurna. Ayahnya sudah lama pergi meninggalkan dunia, sehingga Siti hanya bergantung dengan neneknya.
Namun, sejak 1 tahun yang lalu, Neneknya pun pergi menyusul ayahnya. Kini, Siti harus menerima takdirnya hidup sendirian, sebatang kara, tanpa bantuan dari siapapun. Tidak ada lagi tempat Siti untuk bergantung.
Di tengah keadaannya yang serba kekurangan, Siti tidak pernah menyerah. Ia berusaha untuk bisa bertahan hidup sendirian dengan keterbatasannya. Kadang, ia akan membantu tetangga-tetangganya dan dibayar dengan sepiring nasi dan lauk.
“Saya tidak mau menyerah, meski sendirian dan fisik saya tidak normal. Saya harus bisa bertahan hidup.” ucap Siti dengan semangat.
Kak, kita temani perjuangan Siti yuk.